Kamis, 12 Maret 2009

MEKANISME KERJA IUD

Mekanisme kerja IUD :
Sampai sekarang belum ada kesepakatan yang tepat mengenai cara kerja ADR.
"The contaceptive mechanism of action of IUD is still undecided at the present time" (1976).

Population Report (1979) :
"Even though the modern era of intrauterine contraception is two decades old, the precise mechanism by which IUD" (meskipun kontrasepsi sudah lebih dari 20 tahun, tetapi mekanisme yang tepat dari IUD tetap belum diketahui).

Family Planning Handbook for Doctors :
(I.P.P.F, edisi 1980)
"The precise mechanism of action of the IUD is still unknown (IUD innert)".

"The second generation devices (non innert) are probably even more complex in their mode of action then the first generation (innert) deviced".

Suatu IUD yang baik harus memenuhi syarat :
1. Mudah dimasukkan, harus innert.
2. Tetap berada di tempat ( tidak mudah keluar).
3. Mempunyai pregnancy rate rendah.
4. Mudah dikeluarkan.

Efek biologis dari IUD ada tiga, yaitu :
1. Efek anti fertilitas.
Bahwa IUD mempunyai efek anti fertilitas sudah diketahui pada banyak species vertebrata (manusia, monyet, kelinci, kuda, sapi, babi, ayam, tikus, dll), namun sampai sekarang belum dapat dipastikan mekanisme dasar yang umum dari efek anti fertilitasnya untuk semua species. Dengan kata lain reaksinya tidak sama untuk semua species. Ini disebabkan oleh karena adanya perbedaan-perbedaan pada species tersebut dalam hal anatomi dan sebagian lagi oleh karena adanya variasi dalam ukuran, bentuk dan komposisi dari IUD yang dipakai.
Pada beberapa spicies hanya uterus dan tuba yang dipengaruhi, sedangkan pada specie-species lain dalam batas-batas tertentu fungsi ovarium adenohypophyse dan/atau neurohypophyse dapat dipengaruhi secara tidak langsung oleh adanya suatu IUD.
Sampai sekarang belum ada laporan yang membenarkan adanya efek tidak langsung dari IUD terhadap organ-organ lain.
2. Efek sistemik.
Boleh dikata tidak ada kenyataan yang menyokong adanya efek sistemik, kecuali bahwa IUD menyebabkan naiknya atau bertambah lamanya sekresi dari oxytocin pada seorang wanita post partum.
Jika efek ini ada (menurut laporan WHO) maka ini mempunyai dasar neurogenik, oleh karena pengaruh uterus terhadap pusat-pusat hypothalamo-hypophyse.
3. Efek pada alat pelvis.
a. Ovarium.
Tidak ada hal-hal yang menyokong adanya hubungan langsung antara efek anti fertilitas dari IUD dengan fungsi ovarium.
b. Tuba.
Pada percobaan dari Mastroianni cs, hanya perlu ditekankan bahwa adanya suatu IUD tidak menyebabkan perubahan yang jelas dalam hal kecepatan transport di tuba pada monyet Rhesus yang berovulasi secara normal.
c. Uterus.
Diduga IUD mempunyai efek toxis secara langsung baik terhadap sperma maupun terhadap blastocyst pada daerah dimana IUD berkontak langsung dengan endometrium. Pada daerah ini biasanya hanya terdapat sedikit sekali perubahan-perubahan morfologis. Walaupun demikian kadang-kadang ada penipisan dan pelepasan dari epithel permukaan dengan vacuolisasi cytoplasma dan fragmentasi sel-sel seperti yang terlihat dengan elektron mikroskop, sedangkan dengan mikroskop cahaya biasa terlihat fibrosis, vascularitas superficialis yang bertambah dan kadang-kadang perubahan-perubahan yang menyerupai decidua prematur langsung di bawah IUD.

Dengan elektron mikroskop dapat dilihat aneurysma microthrombose dari kapiler-kapiler endometrium, dan ini dapat dihubungkan dengan persoalan/problem klinis tentang adanya perdarahan pada pemakai IUD.

Ada pendapat lain mengenai cara kerja IUD, yaitu :
1. Mempengaruhi motilitas tuba.
2. Mengganggu impalntasi/nidasi blastocyst.
3. Menghambat hasiat Carbonic anhydrase.
4. Menghambat kerja alkali-phosphatase.
5. Menimbulkan reaksi steril endometrium macrophag memphagocyter spermatozoa.
6. Menghambat pembentukan DNA.


Teori Dasar Kerja ADR


Insersi A.D.R.


Reaksi endometrium
terhadap ADR




Berkumpulnya macrophag pada tempat-
tempat kontak antara ADR dan endometrium




Menghancurkan spermatozoa
(blastokista)




Konsepsi (nidasi) gagal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar