Minggu, 05 April 2009

TUGAS KELOMPOK NONPAR, FKM UNHAS

Dalam mata kuliah Statistik nonparametrik, mahasiswa diberi tugas untuk mempresentasikan jenis-jenis uji statistik nonparametrik, yang terdiri atas:
1. Tes Binomial


2. Tes Satu Sampel
(Chi-Kuadrat)

3. Tes Satu Sampel
(Kolmogorov-Smirrov)

4. Tes Ran Satu Sampel

5. Tes Mc Nemar Untuk Signifikansi Perubahan

6. Tes Tanda

7. Tes Rangking Bertanda
(Wilcoxon untuk Data Berpasangan)

8. Tes Walsh

9. Tes Randomisasi untuk Data Berpasangan

10. Tes Kemungkinan dari Fisher

11. Tes Chi-Square untuk Dua Sampel independent

12. Tes Median

13. Tes U Mann Withney

14. Tes Dua Sampel (Kolmogorov-SMernov)

15. Tes Ran Wald-Wolfoitz

16. Tes Reaksi Ekstern Mouses

17. Randomisasi untuk Dua Sampel Independent

18. Tes Q-Cochran

19. Analisis Varian Rangking Dua arah vriedmant

20. Tes Chi Square U/ K Sampel Independent

21. Perluasan Tes Medium

22. Analisis Varian Rangking Satu Arah

23. Kruskal-Wollis

24. Koefisien Kontingensi C

25. Koefisian Korelasi Rank Spearman

26. Koefisien Korelasi Ran Kendall

27. Koefisien Korelasi Parsial Kendali

28. Koefisien Konkordansi

MEMILIH TES STATITISTIK YANG COCOK

Ada beberapa pertimbangan dalam memilih tes statistik yang cocok dengan permasalahan yang dihadapi:
a. Pertimbangkan kekuatan suatu analisis statistik yang akan digunakan.
b. Sifat dari populasi yang dihadapi, bentuk distribusi dari populasi.
c. Cara pengukuran yang dilakukan dalam pengumpulan data, skala pengukuran.
d. Jumlah sampel yang akan dianalisis, satu atau dua, atau lebih.
e. Jumlah variabel yang akan dianalisis
f. Cara pengambilan sampel, sampel independen atau dependen
g. Besar sampel yang dikumpulkan, sampel besar atau sampel kecil.

Minggu, 29 Maret 2009

STATISTIK NON PARAMETRIK

Bahan kuliah yang diberikan pada Mata Ajaran Statistik Non parametrik adalah:
1. Memilih test statistik yang cocok.
2. Kasus satu sampel
3. Kasus dua sampel yang berhubungan
4. Kasus dua sampel independen
5. Kasus k sampel berhubungan
6. Kasus k sampel independen
7. Ukuran korelasi dan test signifikannya.


2. Kasus satu sampel.
Pada session ini akan dibahas:
a. Tes Binomial
b. Tes satu sampel Chi-kuadrat
c. Tes satu sampel Kolmogorov-Smirnov
d. Tes Run Satu Sampel


3. Kasus dua sampel yang berhubungan
Pada session ini dibahas:
a. Tes Mc Nemar untuk Signifikansi Perubahan
b. Tes Tanda
c. Tes Ranking Bertanda Wilcoxon untuk Data Berpasangan
d. Tes Walsh
e. Tes Randomisasi untuk Data Berpasangan


4. Kasus Dua Sampel Independen
Pada session ini dibahas:
a. Test kemungkinan yang eksak dari Fisher
b. Tes Chi-square untuk Dua Sampel Independen
c. Tes Median
d. Tes U Mann-Withney
e. Tes Dua Sampel Kolmogorov-Smirnov
f. Tes Run Wald-Wolfowitz
d. Tes Reaksi Ekstern Moses
e. Randomisasi untuk Dua Sampel Independen

5. Kasus k sampel Berhubungan
Pada session ini dibahas:
a. Tes Q Cochran
b. Analisis Varian Ranking Dua Arah Friedman


6. Kasus k Sampel Independen
Pada session ini dibahas:
a. Tes Chi-square untuk k Sampel Independen
b. Perluasan Tes Median
c. Analisis Varian Ranking Satu Arah
d. Kruskal-Wallis


7. Ukuran korelasi dan tes signifikansinya
Pada session ini dibahas:
a. Koefisien Kontingensi C
b. Koefisien Korelasi Rank Sperman
c. Koefisien Korelasi Rank Kendall
d. Koefisien Korelasi Parsial Kendall
e. Koefisien Konkordansi Kendall

Kamis, 12 Maret 2009

GENERASI IUD

Generasi ADR :
I. ADR yang tidak berpengaruh langsung terhadap spermatozoa.
Misalnya : lippes loop yang terbuat dari plastik, polyethylen.
Daya kontrasepsinya yaitu via macrophag pada tempat-tempat kontak ADR dengan endometrium.
II. ADR yang ditambah Cu (copper) yang berpengaruh langsung terhadap spermatozoa/blastokista.
Misalnya : Cu-T 200 dan Cu-7 200.
III. ADR yang juga ditambahi Cu, tetapi dengan bentuk yang khas yaitu tidak perlu disandarkan pada endometrium supaya tidak terjadi expulsi.
Misalnya : Ml-Cu 250.
Bila terjadi kontraksi uterus, maka sayap dari Ml-Cu 250 menciut dan karena adanya sudut-sudut malahan naik ke atas, sehingga sulit terjadi expulsi.

Perbedaan bentuk antar generasi ADR :

Generasi I : dibuat supaya adanya banyak titik kontak, juga supaya jangan mudah terjadi expulsi.
Generasi II : Tidak diutamakan untuk kontak, melainkan supaya tidak terjadi expulsi, yaitu dibuat sedemikian rupa sehingga dapat bersandar pada endometrium tanpa dapat dikeluarkan akibat kontraksi uterus.
Generasi III : Tidak perlu disandarkan pada endometrium, oleh karena sayap Ml-Cu 250 mudah menciut sehingga bila ada kontraksi uterus ADR ini tidak keluar malahan naik ke atas.


Sterilisasi IUD dan Inserter :
1. Larutan Jodium 1 : 2500 (warna coklat muda).
- Direndam selama 20 menit (IPPF)
- Tidak boleh direndam terus menerus oleh karena menjadi kaku sehingga bisa terjadi perforasi atau patah.
- Cara membuat larutan ;
½ ltr air + 10 cc Jodium tinctura 0,5 %
- Larutan ini harus dibuat tiap 4 jam atau ditambah jodium tinctura untuk mempertahankan warna coklat mudanya.
- Keuntungannya :
a. Termudah dan termurah.
b. Bekerja lebih cepat.
c. Bersifat bactericidal, juga virucidal.
d. Tidak toxis, tidak irritatif walau konsentrasinya 1/500, dan tidak mewarnai kulit.
e. Tidak merusak/melembekkan IUD dan Inserter asal disimpan dalam keadaan kering waktu klinik ditutup.

- Kerugiannya :
a. Merupakan oxydazing, oleh karena itu hanya digunakan untuk alat yang terdiri dari logam (yang tak berkarat/stainless steel).
Jadi lebih baik/sesuai untuk alat-alat ginekologi yang stainless steel.
b. Oleh karena jodium merubah kanji, maka tidak boleh pakai kain yang dikanji.
c. Jodium bisa beri warna pada alat plastik.
2. Larutan Zephiran 1 : 750 (Benzalkonium chloride).
- Direndam selama 24 jam.
- Cara membuat larutan :
10 cc Zephiran 17 % + air masak sampai mejadi 1000 cc.
- Keuntungannya :
a. Larutan ini dapat diganti tiap 15 hari atau bisa lebih lama lagi bila botolnya tertutup rapat.
b. Loop dan inserter dapat disimpan dalam larutan ini.
- Kerugiannya :
a. Bekerjanya lebih lama.
b. Efek bactericydal tidak komplit dan tidak bersifat virucydal.
c. Pekerjaannya dapat dinetraliser oleh sabun.
d. Lebih mahal dan sukar didapat.
3. Larutan Isopropyl Alkohol 75 %.
- Direndam selama 20 menit.
4. Larutan Betadine yang mengandung jodium ½ %.
- Direndam selama 10 - 20 menit.

Ingat ! :

- Loop (IUD plastik) dan alat pemasangan dari plastik jangan sekali-kali dimasak atau dimasukkan dalam autoclaaf.
- Sekarang telah terjual IUD dan Inserter yang terbungkus steril (irradiasi sinar gamma).

Saat yang tepat untuk insersi IUD :
1. Setiap saat, asal tidak ada kontra indikasi.
2. Paling baik :
a. Waktu sedang haid, dengan beberapa keuntungan
- pasti tidak hamil
- ostium uteri terbuka sedikit sehingga mengurangi rasa sakit
- adanya perdarahan sedikit akaibat pemasangan tidak begitu diperhatikan.
b. Pada Post Partum/Post abortus, yaitu :
- segera sesudah placenta lahir
- 1 - 2 hari sebelum pulang
- segera post curettage/beberapa hari sesudahnya.
- bisa juga waktu sedang Sectio caesario.
Dipasang segera post partum/post abortus dengan alasan :
a. Motivasi sedang tinggi
b. Pasti belum hamil.

Berdasarkan waktu/saat pemasangan IUD maka akseptor KB IUD dibagi dalam :
1. Direct acceptor :
a. Immediate direct acceptor :
Bila dipasang segera sebelum keluar dari rumah sakit.
b. Late direct acceptor :
Bila dipasang sesudah meninggalkan rumah sakit, tetapi belum melewati 3 bulan post partum/post abortus.
2. Indirect acceptor :
Bila pemasangan dilakukan lebih dari 3 bulan post partum /post abortus.

Pertanyaan : Bagaimana kalau wanita di luar haid ingin pasang IUD ?
Jawab : Harus diperiksa dulu dengan test kehamilan, apakah benar- benar tidak hamil, akan tetapi harus diingat bahwa pada kehamilan yang masih muda sekali test tersebut masih (-), oleh karena kadar hormon choriogonadotropine masih terlalu sedikit untuk memberi hasil (+).
Perlu juga diperiksa darah bila penderita tampak anemis dan untuk menentukan gangguan pembekuan darah.

Indikasi Pemakaian IUD :
1. Kontrasepsi :
a. Secara umum : untuk mencegah kehamilan.
b. Secara khusus (Contaceptive method of choice) :
- bila maintenance motivasi (motivasi terus menerus) merupakan suatu kesulitan.
- bila terdapat kontra indikasi dengan cara efektif yang lain.
2. Non kontrasepsi :
a. Lysis adhesi intrauterine (Ashermann syndrome)
b. Dysmenorrhoe (khusus untuk progestasert)
c. Merangsang terjadinya menstruasi pada amenorrhoe sesudah minum pil (to initiate mentrual blood loss in post pill amenorrhoe).

Kontra indikasi :
1. Absolut :
a. Carcinoma uterus (cervix)
b. Penyakit jantung kongenital
c. Anamnesa ada penyakit jantung rheumatik dan/atau endocarditis.
Ini oleh karena mudah terjadi subacut baterial endocarditis. Jadi semua sumber yang mengandung fokus septik harus dihindari dari penderita tersebut.
2. Temporer :
a. Hamil atau suspek hamil
b. PID akut (Acute Pelvic Inflammatory Disease)
c. Cervicitis acuta (yang purulenta)
d. Perdarahan uterus yang disfungsional.
e. Polyp atau kelainan uterus benigna yang lain,seperti :
- uterus myomatosus
- endometriosis
- malformasi, hypoplasi atau posisi abnormal yang extrim dari uterus
- gangguan pembekuan darah
Ini khusus untuk Cu-T (sesuai brosurnya), sedangkan untuk Multiload-Cu 250 tidak boleh dipakai bila uterus kecil dengan ukuran kurang dari 5 cm, demikian pula bila alergis terhadap logam.

Ingat ! : Bukan merupakan kontra indikasi adalah ;
1. Erosio portiones
2. Nullipara (oleh karena bisa pakai Cu IUD).
3. Kelainan kongenital tractus urogenitalis (selama masih bisa coitus, kemungkinan untuk hamil masih bisa terjadi).

MEKANISME KERJA IUD

Mekanisme kerja IUD :
Sampai sekarang belum ada kesepakatan yang tepat mengenai cara kerja ADR.
"The contaceptive mechanism of action of IUD is still undecided at the present time" (1976).

Population Report (1979) :
"Even though the modern era of intrauterine contraception is two decades old, the precise mechanism by which IUD" (meskipun kontrasepsi sudah lebih dari 20 tahun, tetapi mekanisme yang tepat dari IUD tetap belum diketahui).

Family Planning Handbook for Doctors :
(I.P.P.F, edisi 1980)
"The precise mechanism of action of the IUD is still unknown (IUD innert)".

"The second generation devices (non innert) are probably even more complex in their mode of action then the first generation (innert) deviced".

Suatu IUD yang baik harus memenuhi syarat :
1. Mudah dimasukkan, harus innert.
2. Tetap berada di tempat ( tidak mudah keluar).
3. Mempunyai pregnancy rate rendah.
4. Mudah dikeluarkan.

Efek biologis dari IUD ada tiga, yaitu :
1. Efek anti fertilitas.
Bahwa IUD mempunyai efek anti fertilitas sudah diketahui pada banyak species vertebrata (manusia, monyet, kelinci, kuda, sapi, babi, ayam, tikus, dll), namun sampai sekarang belum dapat dipastikan mekanisme dasar yang umum dari efek anti fertilitasnya untuk semua species. Dengan kata lain reaksinya tidak sama untuk semua species. Ini disebabkan oleh karena adanya perbedaan-perbedaan pada species tersebut dalam hal anatomi dan sebagian lagi oleh karena adanya variasi dalam ukuran, bentuk dan komposisi dari IUD yang dipakai.
Pada beberapa spicies hanya uterus dan tuba yang dipengaruhi, sedangkan pada specie-species lain dalam batas-batas tertentu fungsi ovarium adenohypophyse dan/atau neurohypophyse dapat dipengaruhi secara tidak langsung oleh adanya suatu IUD.
Sampai sekarang belum ada laporan yang membenarkan adanya efek tidak langsung dari IUD terhadap organ-organ lain.
2. Efek sistemik.
Boleh dikata tidak ada kenyataan yang menyokong adanya efek sistemik, kecuali bahwa IUD menyebabkan naiknya atau bertambah lamanya sekresi dari oxytocin pada seorang wanita post partum.
Jika efek ini ada (menurut laporan WHO) maka ini mempunyai dasar neurogenik, oleh karena pengaruh uterus terhadap pusat-pusat hypothalamo-hypophyse.
3. Efek pada alat pelvis.
a. Ovarium.
Tidak ada hal-hal yang menyokong adanya hubungan langsung antara efek anti fertilitas dari IUD dengan fungsi ovarium.
b. Tuba.
Pada percobaan dari Mastroianni cs, hanya perlu ditekankan bahwa adanya suatu IUD tidak menyebabkan perubahan yang jelas dalam hal kecepatan transport di tuba pada monyet Rhesus yang berovulasi secara normal.
c. Uterus.
Diduga IUD mempunyai efek toxis secara langsung baik terhadap sperma maupun terhadap blastocyst pada daerah dimana IUD berkontak langsung dengan endometrium. Pada daerah ini biasanya hanya terdapat sedikit sekali perubahan-perubahan morfologis. Walaupun demikian kadang-kadang ada penipisan dan pelepasan dari epithel permukaan dengan vacuolisasi cytoplasma dan fragmentasi sel-sel seperti yang terlihat dengan elektron mikroskop, sedangkan dengan mikroskop cahaya biasa terlihat fibrosis, vascularitas superficialis yang bertambah dan kadang-kadang perubahan-perubahan yang menyerupai decidua prematur langsung di bawah IUD.

Dengan elektron mikroskop dapat dilihat aneurysma microthrombose dari kapiler-kapiler endometrium, dan ini dapat dihubungkan dengan persoalan/problem klinis tentang adanya perdarahan pada pemakai IUD.

Ada pendapat lain mengenai cara kerja IUD, yaitu :
1. Mempengaruhi motilitas tuba.
2. Mengganggu impalntasi/nidasi blastocyst.
3. Menghambat hasiat Carbonic anhydrase.
4. Menghambat kerja alkali-phosphatase.
5. Menimbulkan reaksi steril endometrium macrophag memphagocyter spermatozoa.
6. Menghambat pembentukan DNA.


Teori Dasar Kerja ADR


Insersi A.D.R.


Reaksi endometrium
terhadap ADR




Berkumpulnya macrophag pada tempat-
tempat kontak antara ADR dan endometrium




Menghancurkan spermatozoa
(blastokista)




Konsepsi (nidasi) gagal.

Kamis, 05 Maret 2009

INTRA UTERINE DEVICE (IUD)

Sinonim :
- IUCD (Intra Uterine Contraceptive Device)
- ADR (alat Dalam Rahim)
- AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

Macam-macam IUD :
a. Menurut sifat bahannya :
1. Innert (non aktif/tahan lama) :
- plastik polyethylen (lippes loop)
- stainless steel (hall-stone ring)
2. Non Innert (bio aktif) :
- logam : Cu-T (Tatum-T), Cu-7 (gravigard),
ML-Cu 250.
- persenyawaan aktif farmakologik : progestasert (progesterone-T).
b. Menurut konfigurasi (bentuk) :
1. Open IUD :
- Ota ring (logam/plastik)
- Lippes loop
- Saf-T-coil
- Cu-T 200/220C
- Davis shield (Dalkon)
- Cu-7 (gravigard)
- Progestasert (progesterone-T).
2. Closed IUD :
- Grafenberg ring
- Zipper ring
- Birnberg bow
- Antigon (logam magnetis yang dibungkus dengan plastik)
- Hall stone ring.

Data-data Teknis :
1. Data IUD.
a. Plastik IUD (Lippes loop) :

╒════════╤═══════════════╤═══════════╤═══════════════╤══════════════╕
│ Jenis │ Ukuran (mm) │ Berat │ Ekor │ Benjolan │ │ loop │ │ (mg.) │ (sebelum │ (sesudah │
│ │ │ │ jodium) │ jodium) │
├────────┼───────────────┼───────────┼───────────────┼──────────────┤ │ │ │ │ │ │ │ A │ 22,5 │ 290 │ Biru │ - │
│ B │ 27,5 │ 526 │ Hitam │ oooo │
│ C │ 30 │ 615 │ Kuning │ ooo │
│ D │ 30 (tebal │ 709 │ Putih │ oo │ ╘════════╧═══════════════╧═══════════╧═══════════════╧══════════════╛



b. Copper IUD :
- Cu-T 200 B ---> 120 mg Cu (kumparan) seluas 208 mm²
- Cu-T 200
89 mg Cu (kumparan) seluas 200 mm² - Cu-T 200
- ML-Cu 250 -------- > Cu (kumparan) seluas 250 mm²
- ML-Cu 375 -------- > Cu (kumparan) seluas 375 mm²
(Multiload-Cu 250, untuk uterus ukuran minimal 5 cm).
c. Hormonal IUD :
- Progestasert (Progesteron-T), mengandung progesteron 38 mg, dilepaskan 65 ugr/hari.
2. Data alat pemasangan IUD (Introducer).
Alat pemasangan IUD terdiri dari :
a. Inserter :
- yang terdiri dari :
. Insertion tube
. Ring.
- Mengenai ring (cincin), ada yang tetap (untuk Lippes loop)/fixed dan ada yang bisa diatur/flexible ring (untuk Copper IUD).
- Ukuran diameter inserter ada yang besar dan ada yang kecil, dimana untuk :
. Lippes loop, ukuran besar (dengan cincin tetap atau tidak bercincin).
. Copper IUD, ukuran lebih kecil (dengan cincin flexible).
b. Plunger :
- merupakan alat pendorong IUD yang berada dalam inserter
- untuk Cu-T, plungernya mempunyai "Backstop" sedangkan untuk Lippes loop tidak ada.
- untuk Multiload-Cu 250, tidak digunakan alat pendorong (plunger).

Kamis, 26 Februari 2009

JUMLAH ANAK YANG DIINGINKAN DI MASA MENDATANG

JUMLAH ANAK YANG DIINGINKAN DAN KEINGINAN IKUT BER KB DI MASA MENDATANG.

Dikutip dari Journal Ilmiah Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Tahun 1 No.1, 2007 dan di ringkaskan oleh Husnawati

Pelayanan keluarga berencanan meliputi dua aspek , yaitu aspek Komunikasi,Informasi,Edukasi dan Konseling (KIE/K) serta aspek pelayanan alat kontrasepsi (Alkon).Berdasarkan hasil SKRRI 2002-2003 kedua aspek pelayanan tersebut sangat-sangat diminati remaja yang belum menikah.Namun demikian penyediaan alat kontrasepsi untuk orang yang belum menikah bukanlah merupakan dari program KB Nasional.Untuk mengetahui tentang keinginan menggunakan alat/cara KB dalam SKRRI 2002-2003, kepada responden ditanyakan apkah mereka akan menggunakan alat/cara KB di masa mendatang.

Pengetahuan tentang masa subur yang benar merupakan salah satu keberhasilan dari cara/metode pantang berkala sebagai alat/cara KB.Pemahaman laki-laki dan perempuan tentang siklus hari haid dan hari-hari dimana seorang wanita berkemungkinan lebih besar menjadi hamil dengan melakukan satu kali hubungan seksual sangat penting.Oleh karena itu pengetahuan dasar mekanisme reproduksi yang mencangkup siklus kesuburan bulanan wanita adalah penting, karena hal ini diduga akan berhubungan dengan jumlah anak yang diinginkan di masa mendatang.Sehubung dengan pendapat tentang berapa jumlah anak yang diinginkan antara remaja laki-laki dan perempuan dijumpai adanya perbedaan, maka dalam analisis lanjut ini akan dilihat faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hal tersebut yang berkaitan dengan masalah kesehatan reproduksi baik pada remaja laki-laki maupun perempuan.

Informasi tentang keinginan untuk memakai alat/cara KB di masa yang akan datang menghasilkan beberapa perkiraan permintaan yang potensial untuk pelayanan alat/cara KB.Dalam SKRRI 2002-2003,responden ditanya apakah mereka berniat untuk memakai suatu alat/cara KB dimasa mendatang.Selanjutnya untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi remaja laki-laki maupun perempuan, tentang keinginan menggunakan alat/cara KB dimasa mendatang dikaji dalam analisis lanjut data SKRRI 2002-2003.Analisis lanjut data SKRRI 2002-2003 ini dilakukan untuk mengetahui lebih dalam tentang sejauh mana pendapat remaja di Indonesia tentang jumlah anak yang diinginkan di masa mendatang.

Secara khusus analisis bertujuan untuk mengetahui : (1) Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap jumlah anak yang diinginkan di masa mendatang, dan (2) Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemakaian alat/cara KB di masa mendatang, baik pada remaja laki-laki maupun perempuan.

Kamis, 19 Februari 2009

DIAPHRAGMA






DIAPHRAGMA

Sinonim :
- Vaginal diaphragma
- Vaginal occlusive pessary
- Dutch cap.

Mula-mula ditemukan oleh Mesinga.
Adalah pencegahan masuknya spermatozoa ke dalam canalis cervicalis (bukan ke dalam vagina). Merupakan barrier mekanis yang dipakai oleh isteri, dibentuk dari karet atau plastik yang berbentuk kubah, dengan bingkai tebal yang berwujud lingkaran (dengan pegas di dalamnya).
Ukuran : macam-macam, antara 50 - 100 mm (f).

Macam-macam bingkai :
1. Flat spring
2. Coiled spring
3. Arcing spring.

Ingat ! :
- Tidak ada diaphragma yang bisa rapat betul sedemikian rupa bisa dengan pasti mencegah masuknya spermatozoa ke dalam canalis cervicalis.
- Oleh karena itu diaphragma harus selalu dipakai sama-sama dengan jelly atau cream.
- Di samping itu spermatocide (jelly/cream) tersebut juga berguna sebagai pelicin yang membantu dalam pemasangan diaphragma.
- Diaphragma terpasang baik apabila tepinya bertumpu disebelah :
. anterior, terhadap jaringan lunak di belakang symphisis.
. posterior, dalam fornix posterior vaginae.

Bila ukuran sudah tepat, maka :
- boleh dikata tidak berpindah tempat lagi walaupun mengedan,
- pasangan suami isteri tidak merasakan adanya diaphragma tersebut.

Keuntungan :
1. Tidak usah dipakai segera sebelum coitus (boleh berjam-jam sebelumnya).
2. Umumnya coitus masih dirasakan sewajarnya dan boleh dikata tidak ada efek sampingan..

Kerugian :
1. Memerlukan pemeriksaan medis sebelumnya untuk :
- pilih ukuran yang tepat
- diajari cara memasang dan mengeluarkannya.
2. Ada wanita yang agak jijik memegang alat kelaminnya yang sebelah dalam.

Angka kegagalan :
- Teoritis : 2 - 3 kehamilan/HWY
- Sebenarnya : 10 - 30 kehamilan/STW


Sebab-sebab kegagalan :
1. Biarpun ukuran sudah tepat, tetapi pemasangannya tidak baik oleh si pemakai sehingga cervix tidak tertutup rapat.
2. Biarpun terpasang baik, kadang-kadang diaphragma bisa bergeser sewaktu terjadi orgasmus, oleh karena pada saat orgasmus 2/3 bagian atas vagina menjadi luas. Oleh karena itu semua pemakai diaphragma harus disertai bersama-sama dengan spermatocide.

Efek samping :
Jarang, kadang-kadang allergis terhadap karet atau terhadap salah satu komponen dari jelly atau cream yang digunakan.

Indikasi :
1. Terutama untuk mereka yang takut terhadap komplikasi-komplikasi yang mungkin timbul bila memakai cara-cara lain atau mereka yang sudah merasa efek samping dari pil hormon atau IUD.
2. Pada keadaan tertentu bisa dipakai untuk sementara selama lactasi.

Kontra indikasi :
Untuk mereka yang memerlukan proteksi sempurna terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan.

Instruksi untuk akseptor :
1. Paling cepat boleh dikeluarkan 8 jam pasca coitus.
2. Harus memeriksakan diri paling kurang tiap tahun, oleh karena mungkin sudah dibutuhkan ukuran yang lain, terutama :
- post partum,
- post operasi panggul bagian bawah
- bila ada perubahan berat badan yang melebihi 5 kg.

COITUS INTERUPTUS

COITUS INTERUPTUS

Synonim :
- Sanggama terputus,
- Coitus incompletus
- Azal withdrawal
- Being careful
- The french method.

Merupakan kontrasepsi tertua, yaitu penis dikeluarkan sebelum terjadi ejakulasi.
Hasilnya : deposit semen di luar tractus genitalia wanita.

Keuntungan :
- tidak memerlukan pengawasan medis
- tidak perlu biaya dan persiapan.

Kerugian :
- memerlukan latihan/penjagaan (self-control yang ketat)
- motivasi yang tinggi
- di bidang psikologis
- kenormalan fisiologis.

Angka kegagalan :
(biasanya oleh karena terlambat penis dicabut).
- Teoritis : 15 kehamilan/HWY
- Sebenarnya : 20 - 25 kehamilan/STW.

Sebab-sebab kegagalan :
1. Cairan pre-ejakulasi sudah mengandung spermatozoa.
2. Kesalahan "timing" (penis terlambat dicabut).
3. Ejaculasi terlalu dekat dengan vulva (introitus vaginae).
4. Coitus ulangan yang terlalu dekat, mengandung sperma pada ejakulat kedua.

Efek samping : secara medis boleh dikata tidak ada apa-apa.

Coitus Reservatus :
(Karezza, magnetation, male continence)
Yaitu coitus tanpa ejakulasi baik di dalam maupun di luar vagina.
Jadi sebelum mendekati orgasmus, coitus sudah dihentikan.
Mirip dengan coitus interuptus tetapi constraint (ketidak-leluasan) pihak laki-laki lebih besar.

Coitus Saxonicus :
Yaitu coitus biasa sampai sesaat sebelum ejakulasi perineum ditekan sehingga sperma masuk vesica urinaria. Jadi ada ejakulasi tetapi tak tampak, kecuali nanti di dalam urine.

PANTANG BERKALA

PANTANG BERKALA

Adalah suatu cara kontrasepsi dimana tidak mengadakan coitus pada masa-
masa subur (berpantang sanggama pada masa/hari-hari subur).

Dasar :
- Umumnya ovulasi hanya satu kali dalam 1 siklus.
- Ovum sanggup dibuahi selama 1 x 24 jam.
- Spermatozoa sanggup membuahi selama kira-kira (2-3) x 24 jam pasca ejakulasi.

Cara-cara :
1. Cara kalender :
a. Rumus (- 18) dan (- 11).
b. H.P.P.B.
c. Rule of ten.
2. Cara thermometer (SBB = suhu badan basal)
3. Cara ovulasi (cara billings, cara KB alamiah, cara basah kering).

ad. 1. Cara kalender :
a. Rumus - 18, - 11 :
Catat hari pertama haid, kumpulkan siklus minimal 8 siklus (paling baik 12 siklus). Bila kurang dari 8 siklus, ditambah dengan siklus imaginer 23 dan 33.
Hari pertama subur : siklus terpendek - 18.
Hari terakhir subur : siklus terpanjang - 11.

Cara mendapatkan rumus :

- Knaus : ovulasi terjadi pada hari ke-15.
- Ogino : ovulasi terjadi pada 16 - 12 hari sebelum haid yang akan datang.


x------.-------x------x---.----------x
haid 18 16 12 11 haid y.a.d.

Sperma sanggup membuahi 2 x 24 jam, berarti 2 hari sebelum hari ke- 16, yaitu 18 hari sebelum hari haid yang akan datang. Ovum sanggup dibuahi dalam 1 x 24 jam, berarti 1 hari sesudah hari ke-12, yaitu 11 hari sebelum haid yang akan datang.






Paling aman (untuk lebih efektif) maka 18 tambah 1 - 11 kurang 1, sehingga rumus menjadi :
- 19 - 10
-------------
Contoh :
Siklus terpendek = 26 hari, siklus terpanjang = 33 hari, maka : - hari pertama subur = 26 - 18 = 8.
- hari terakhir subur = 33 - 11 = 22.
Jadi masa subur antara tanggal 8 - 22 dalam bulan itu, yang berarti harus berpantang antara tanggal 8 - 22 (coitus tidak boleh dilakukan). Paling aman antara tanggal 7 - 23.


Syarat-syarat :
1. Perbedaan siklus terpanjang dan terpendek harus kurang dari 10 hari.
2. Tidak ada keadaan-keadaan yang mengubah keteraturan siklus, misalnya :
- gangguan emosional,
- beberapa tahun post menarrhoe,
- beberapa tahun pra menopause,
- beberapa bulan post partum/abortus.


Angka kegagalan :
- Teoritis : 15 kehamilan/HWY
- Sebenarnya : 25 - 40/STW.

Sebab-sebab kegagalan :
1. Kurang pengetahuan.
2. Taking a chance (mengambil resiko).
3. Kemampuan membuahi dari spermatozoa melebihi 2 x 24 jam.
4. Ovulasi tidak teratur (wanita muda sering ovulasi lebih cepat,yaitu kurang dari 14 hari).
5. Ovulasi 2 kali (pada fase hyperthermic dari satu siklus).

b. Haid Pantang-Pantang Beabs (HPPB) :

Haid Pantang Pantang Bebas

Senin 1 8 15 22 29
Selasa 2 9 16 23 30
Rabu 3 10 17 24 31
Kamis 4 11 18 25 Jumat 5 12 19 26
Sabtu 6 13 20 27
Minggu 7 14 21 28

Misalnya menstruasi mulai tanggal 3 (Rabu), maka mulai berpantang pada hari Rabu minggu berikutnya (tanggal 10) sampai dengan dua Rabu berikutnya (tanggal 24).

Syarat :
- siklus 26 - 32 hari.
- ingat hari pertama haid.

c. Rule of ten :
Yaitu :
- 10 hari aman (sterilitas)
- 10 hari tidak aman (fertilitas)
- 10 hari aman (sterilitas).


ad. 2. Cara Thermometer (SBB : Suhu Badan Basal).
Alat yang diperlukan :
1. Thermometer khusus (cyclotest thermometer)
- pembagian derajat lebih teliti dan lebih jelas.
- hati-hati bila lebih dari 38°C, karena bisa pecah.
2. Kertas grafik.


Caranya :
- Dicatat setiap pagi sebelum ada kegiatan, oleh karena itu peralatan harus berada dekat tempat tidur.
- Minimal diukur selama 5 menit, oral/rectal setiap pagi sebelum ada kegiatan. Jadi boleh dibaca 5 menit sesudah dipasang.
- Hari pertama keluar darah disebut hari pertama.
- Pada suatu hari biasanya mencapai titik terendah, kemudian naik lagi dan tidak pernah turun lagi, berarti ini tempat ovulasi terjadi. Kenaikan suhu post ovulasi adalah 0,3 - 0,5°C.
- Masa aman adalah sesudah suhu basal minimal 3 x 24 jam (3 titik yang sudah konstan) berturut-turut naik dan tidak pernah turun di bawah 0°C (garis nol). Nanti 1 hari sebelum mens, akan turun sedikit.
Bila seandainya lebih dari 3 hari suhu tidak turun-turun, berarti kemungkinan hamil. Jadi boleh bersanggama sesudah suhu basal naik 3 x 24 jam berturut-turut.

Phase ovulasi : suatu penurunan suhu yang singkat dan kenaikan suhu yang tajam menunjukkan saat ovulasi.



Angka kegagalan : 0,8 - 1,4 kehamilan/STW.

Sebab-sebab kegagalan :
1. Keadaan subfebril :
- infeksi
- ketegangan
- waktu tidur tak teratur.
2. Salah membaca thermometer.
3. Salah mencatat grafik
4. Salah interpretasi.

Naiknya suhu basal pada ovulasi, oleh karena sudah terbentuk corpus luteum yang melepaskan progesteron yang sifatnya thermogenik.

ad. 3. Cara ovulasi :
a. Cara Billings
b. Cara KB alamiah
c. Cara basah kering.

Hari-hari subur.
Diperhatikan macamnya lendir cervix :
- yaitu hari-hari dimana lendir cervix yang keluar terasa licin, basah, mulur dan kelihatan seperti putih telur mentah.
- Hari terakhir pengeluaran lendir macam itu disebut puncak, sampai dengan 3 hari sesudah puncak masih dianggap subur.
- Ingat : keadaan lendir cervix perlu diperiksa tiap hari.

Hari-hari tidak subur (pasca ovulasi) :
1. Waktu dirasakan kering dalam vagina segera setelah haid berhenti (kadang-kadang masa ini tidak ada sama sekali atau panjang sekali, hal mana tergantung dari panjang siklus haid).
2. Hari ke-4 sesudah puncak yang terasa kering atau ada sedikit lendir yang keruh, tidak licin dan tidak mulur.

Angka kegagalan :
- Teoritis : 2 kehamilan/STW
- Sebenarnya : 25 kehamilan/STW.
Tidak cocok untuk ibu-ibu dengan siklus haid yang sangat tidak teratur, karena perhitungan menjadi lebih sukar dan panjangnya masa subur (penghalang).

Sebab-sebab kegagalan pantang berkala :
1. Kurang pengetahuan.
2. Mengambil resiko.
3. Kemampuan membuahi dari spermatozoa melebihi 2 x 24 jam.
4. Ovulasi tidak tidak teratur (wanita muda sering ovulasi lebih cepat yaitu kurang dari 14 hari).
5. Ovulasi kedua kalinya (pada fase hyperthermic dari 1 siklus).

Efek samping :
Ada predisposisi untuk terjadinya :
- implantasi abnormal
- resiko kelainan kongenital tinggi

Kamis, 12 Februari 2009

SPERMATOCIDE

SPERMATOCIDE

Adalah obat vaginal pembunuh spermatozoa.

Bentuknya :
1. Produknya berbusa :
- Tablet busa
- Aerosol (tabung = tube)
2. Produknya tak berbusa :
- Tabung (cream, jelly, pasta)
- Suppositoria
- Kertas/film.

Bahan/komponen aktifnya :
- Kinine (kinine sulfat dalam cocoa butter)
- Tartaric acid
- Acid resorcinol
- Phenyl mercuri actat ───┐
- Nanoxynol - 9 │ bahan aktif terbaik.
- Mephegol ───┘

Cara kerja : tidak sebaik kondom.
1. Aktif membunuh :
- para-triisopropil-phenol poly-ethoxy-ethanol
(nonoxinol-9)
- Ts-88.
2. Medium innert : sebagai barrier mekanis dimana bisa :
a. Berbuih (foam) : asam + Nabic. + air --- > CO2
b. Tidak berbuih : jelly, cream.

Indikasi : vagina kering.

Kontra indikasi : tak ada, kecuali vagina allergis.

Efek samping : irritasi terhadap :
- mucosa vagina
- glans penis.

Angka kegagalan :
- Teoritis : 3 kehamilan/HWY
- Sebenarnya : 30/HWY.

Keuntungan :
- Mudah dipakai dan murah.
- Tidak memerlukan tenaga medis.
- Persiapan sebelum coitus boleh dikatakan minim.
- Tidak berbahaya, hanya sekali-kali bisa menimbulkan irritasi.


Kerugian :
- Kebanyakan pemakai mengeluh oleh karena keluarnya cairan yang berlebihan dari vagina.
- Memerlukan waktu tunggu untuk melelehkan/hancurnya suatu preparat tertentu seperti suppositoria.
- Kadang-kadang bersifat irritasi.

Sebab-sebab kegagalan :
- Memakai spermatocide yang kualitatnya kurang.
- Penyebarannya kurang baik.
- Tidak mengindahkan waktu tunggu.

Instruksi untuk akseptor :
1. Dimasukkan sebelum coitus :
- segera aktif : aerosol
- tunggu 2 - 3 menit : cream.
3 - 10 menit : tablet busa (aktivitasnya lebih dari 30 dan terdiri dari kanji, laktose, Na bicarbonat).
15 menit : Kertas/film (untuk wanita dan pria, dan bila mau meninggikan efektivitas dibasahkan sedikit dan ditempelkan diujung penis atau glans penis.
2. Jumlah yang dimasukkan sesuai dengan brosure.
3. Ditambah bila berdiri sebelum coitus, bila baru coitus lalu coitus lagi 1 jam kemudian.
4. Paling cepat boleh dibilas 8 jam pasca coitus.

KONDOM






K O N D O M

Sinonim :
- Prophylactic rubber/sheath
- French letter
- Kapoces


Yaitu alat berbentuk tabung yang dipasang pada kelamin laki-laki, terbuat dari karet atau plastik tipis atau dari usus binatang (skin kondom), dimana bentuknya bisa :
- plain ended
- tear ended (berpentil)

Bahan :
- usus domba/binatang lain
- latex (karet)
- prelubricated
- ethylen ethyl acrylate.

Cara kerja : mencegah masuknya spermatozoa ke dalam vagina.

Indikasi :
1. Kontrasepsi : pada masa laktasi sebelum pil sampai air susu kurang, pasca vasectomi.
2. Pencegahan :
- Sexual transmitted disease
- Ejakulasi praecox
- Vagina kering (pakai kondom berminyak)
- Allergi terhadap sperma/semen (urticaria, reaksi anaphylaxis, infertilitas oleh karena sperma agglutinasi antibodies).

Kontra Indikasi : allergis terhadap kondom (coba kondom kulit/plastik)

Efek sampingan : bisa mengurangi perasaan.

Keuntungan :
- Prinsip sederhana (tak perlu dokter/pengawasan medis)
- Mudah dipakai/didapat.

Kerugian :
- Bisa mengurangi perasaan lelaki waktu coitus
- Permainan pre coitus terganggu
- Harus dikeluarkan segera sesudah ejaculatio
- Ada yang allergis terhadap bahannya, pengeringnya atau prelubricate-nya.
- Harus perlu persiapan sebelum coitus
- Keberatan yang bersifat kepercayaan atau tradisional.


Angka kegagalan :
- Teoritis : 3 kehamilan per HWY (3/STW)
- Sebenarnya : 15 - 20/HWY (bisa dikurangi bila pakai kondom dan foam bersama pada setiap kali bersenggama mulai dari permulaan.

Sebab-sebab kegagalan :
1. Memakai kondom yang sudah bocor.
2. Kondom robek waktu coitus.
3. Semen tertumpah melalui leher kondom.
4. Kondom tertinggal di dalam vagina oleh karena penis baru dikeluarkan setelah kendor.
5. Tidak memakai kondom sejak permulaan.
6. Hanya memakai kondom bila isteri disangka berada dalam masa subur.

Instruksi untuk akseptor :
1. Pakai kondom yang baik (tidak robek).
2. Selalu harus dipakai sebelum intromissio penis (penis dimasukkan).
3. Ujungnya dibiarkan kosong ± 1 cm (terutama untuk yang plain ended).
4. Jangan memakai vaselin sebagai pelicin apabila kondom kering (boleh jelly atau saliva).
5. Setelah ejakulasi keluarkan penis segera (sebaiknya dengan pegang pinggirnya).
6. Bila umpamanya robek/terlepas dalam vagina, segera pakai spermatocide.
7. Hanya dipakai 1 x (efektivitas tinggi apabila dipakai bersama-sama dengan spermatocide.


Sabtu, 07 Februari 2009

Daya Guna Kontrasepsi

Daya Guna (Efektivitas) :

Biasa diukur dengan :

1. Rumus PEARL (1930-an).

Yang dimaksud adalah kesanggupan kontrasepsi untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan biasanya dinyatakan dalam "tingkat kehamilan" atau "pregnancy rate" atau "failure rate per hundred women years of exposure" (kehamilan per-100 wanita dalam 1 tahun), dengan rumus :

Jumlah kehamilan (accidental) x 1200
---------------------------------------------------------------------------------------
Jumlah siklus seluruhnya (bulan selama kontrasepsi dipakai)

Keterangan :
- Jumlah kehamilan (accidental) yang dimaksud yaitu semua kehamilan tanpa dipandang tuanya kehamilan tersebut berhenti, jadi termasuk abortus.
- Angka 1200 diperoleh dari jumlah bulan dalam 100 tahun (100 x 12 bulan).
- Jumlah bulan pemakai = jumlah pemakai dikali dengan jumlah bulan seluruhnya selama kontrasepsi tersebut dipakai.
Jumlah bulan seluruhnya, dihitung mulai dari bulan pemasangan sampai dengan bulan dikeluarkan removal/expulsion/terjadi kehamilan/kontrol terakhir, dan ini berlaku untuk semua macam metoda kontrasepsi.
Asumsi Pearl yaitu fertilitas setiap akseptor homogen, sehingga :
- 100 akseptor yang diobservasi selama 1 tahun
- 50 akseptor yang diobservasi selama 2 tahun
- 200 akseptor yang diobservasi selama ½ tahun.
Hal ini kurang tepat, oleh karena umumnya yang hamil lebih dulu adalah yang motivasinya rendah dan fekunditasnya tinggi. Sebaliknya yang tidak/belum hamil berada di antara yang motivasinya tinggi dan fekunditasnya rendah.


Pengertian istilah:
Fecunditas : kemampuan (potensial) wanita untuk hamil.
Unfecund : tak ada kemampuan untuk hamil (steril).
Subfecund : kehamilan terjadi setelah kurang waktu tertentu tanpa menggunakan alat kontrasepsi.

Rata-rata untuk kontrasepsi yang frequent mempunyai indeks Pearl = 80/HWY.
Ini berarti bila tidak memakai salah satu kontrasepsi selama 15 tahun maka jumlah kelahiran adalah 12.

80/100 = x/15, --------- > x = 12

2. Cara Life Table (Potter & Tietze, 1960).

Merupakan cara yang terbaik, oleh karena untuk penilaian secara statistik maka lama pemakaian kontrasepsi adalah komponen penting sebab kehamilan dan penghentian pemakaian karena hal-hal lain adalah berbeda dari bulan ke bulan untuk masing-masing cara kontrasepsi.
Dasar cara Life Table, adalah angka kehamilan dan angka penghentian pemakaian dimana untuk :
- ADR yaitu expulsi dan pengangkatan
- pil yaitu pindah ke cara lain.
(discontinuation rate) selama bulan-bulan berurutan sehingga kemudian didapat angka komulatif per 100 akseptor sampai akhir bulan tertentu.
Cara Life table tidak dapat dipakai untuk membandingkan :
- hasil yang diperoleh para peneliti,
- jenis kontrasepsi/akseptor yang berlainan,
- juga untuk menilai efek samping.

Daya Guna Kontrasepsi :

1. Daya guna teoritis/fisiologik.
adalah kemampuan cara kontrasepsi bila dipakai sesuai dengan instruksi.

2. Daya guna pemakaian (used effectiveness).
Proteksi terhadap kontrasepsi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor :
- ketidak hati-hatian
- tidak bertaat azas,
- motivasi,
- keadaan sosial ekonomi dan budaya
- pendidikan (penting pada pantang berkala).

3. Daya guna demografik.
Menunjukkan berapa banyak kontrasepsi yang diperlukan untuk mencegah suatu kehamilan.


Cara-cara Kontrasepsi :

1. Yang tidak memerlukan bantuan langsung tenaga medis/paramedis :
a. Kondom
b. Sprematocide
c. Pantang berkala
d. Sanggama terputus.

2. Yang memerlukan bantuan langsung tenaga medis/paramedis :
a. Diaphragma
b. AKDR
c. Pil hormon
d. Suntik hormon
e. Inplant
f. Kontrasepsi mantap :
- pria : MOP (Medis Operasi Pria)
- wanita : MOW (Medis Operasi Wanita)

Pendahuluan Kontrasepsi

KONTRASEPSI


Kontrasepsi adalah teknik-teknik yang memakai alat/ obat/ cara perhitungan/cara operasi, yang dimaksudkan untuk menjarangkan atau membatasi kehamilan.

Ada beberapa pendapat, yaitu :

- "Any method of birth control is more effective than no method".(adalah lebih efektif bila memakai satu cara birth control daripada tidak memakai sama sekali).

- "The most effective method is the one couple will use with the greatest consitency". (cara yang paling efektif adalah cara yang digunakan oleh pasangan dengan teguh dan terus menerus).

- "Acceptability is the most control factor in the effectiveness of a contraseptive method".(dapat diterima/ sampai menggunakannya merupakan suatu unsur yang sangat penting untuk berhasil baiknya suatu cara kontrasepsi).

DASAR KERJA: mencegah bertemunya sel telur (ovum) dengan sel mani (spermatozoa).

Ciri-ciri Kontrasepsi Ideal :
1. Daya guna 100 %.
2. Aman pemakaiannya.
3. Murah harganya.
4. Estetik.
5. Mudah didapat.
6. Tidak perlu motivasi terus menerus.
7. Efek samping minimal.

Kontrasepsi dikenal ada 2 macam:
- Kontrasepsi dengan operasi
- Kontasepsi tanpa operasi (non operatif)

Syarat-syarat suatu kontrasepsi non operatif :
1. Harmless :
- tidak boleh mengganggu kesehatan
- tidak menggugurkan
- tidak menimbulkan penyakit (cancer, radang)
- juga tidak menimbulkan kelainan-kelainan yang tidak menyenangkan (nyeri, perdarahan, dsb).
2. Reliable : daya gunanya harus cukup dapat dipercaya.
3. Reversible : bila pada suatu saat wanita tersebut ingin hamil lagi maka ini harus dipenuhi. Jadi tidak menyebabkan kemandulan.
4. Acceptable : harus dapat diterima baik oleh suami/isteri dan tidak boleh mengganggu coitus.
5. Simple : harus sederhana dan mudah terutama untuk lapisan masyarakat yang sukar mengikuti instruksi.
6. Cheap : harus dalam kemampuan daya beli si pemakai.

Kesemuanya ini dapat disimpulkan dalam 3 syarat utama,
yaitu :

a. Aman (murah)
b. Mencegah kehamilan 100 %
c. Dapat diterima oleh suami isteri.