Minggu, 05 April 2009

TUGAS KELOMPOK NONPAR, FKM UNHAS

Dalam mata kuliah Statistik nonparametrik, mahasiswa diberi tugas untuk mempresentasikan jenis-jenis uji statistik nonparametrik, yang terdiri atas:
1. Tes Binomial


2. Tes Satu Sampel
(Chi-Kuadrat)

3. Tes Satu Sampel
(Kolmogorov-Smirrov)

4. Tes Ran Satu Sampel

5. Tes Mc Nemar Untuk Signifikansi Perubahan

6. Tes Tanda

7. Tes Rangking Bertanda
(Wilcoxon untuk Data Berpasangan)

8. Tes Walsh

9. Tes Randomisasi untuk Data Berpasangan

10. Tes Kemungkinan dari Fisher

11. Tes Chi-Square untuk Dua Sampel independent

12. Tes Median

13. Tes U Mann Withney

14. Tes Dua Sampel (Kolmogorov-SMernov)

15. Tes Ran Wald-Wolfoitz

16. Tes Reaksi Ekstern Mouses

17. Randomisasi untuk Dua Sampel Independent

18. Tes Q-Cochran

19. Analisis Varian Rangking Dua arah vriedmant

20. Tes Chi Square U/ K Sampel Independent

21. Perluasan Tes Medium

22. Analisis Varian Rangking Satu Arah

23. Kruskal-Wollis

24. Koefisien Kontingensi C

25. Koefisian Korelasi Rank Spearman

26. Koefisien Korelasi Ran Kendall

27. Koefisien Korelasi Parsial Kendali

28. Koefisien Konkordansi

MEMILIH TES STATITISTIK YANG COCOK

Ada beberapa pertimbangan dalam memilih tes statistik yang cocok dengan permasalahan yang dihadapi:
a. Pertimbangkan kekuatan suatu analisis statistik yang akan digunakan.
b. Sifat dari populasi yang dihadapi, bentuk distribusi dari populasi.
c. Cara pengukuran yang dilakukan dalam pengumpulan data, skala pengukuran.
d. Jumlah sampel yang akan dianalisis, satu atau dua, atau lebih.
e. Jumlah variabel yang akan dianalisis
f. Cara pengambilan sampel, sampel independen atau dependen
g. Besar sampel yang dikumpulkan, sampel besar atau sampel kecil.

Minggu, 29 Maret 2009

STATISTIK NON PARAMETRIK

Bahan kuliah yang diberikan pada Mata Ajaran Statistik Non parametrik adalah:
1. Memilih test statistik yang cocok.
2. Kasus satu sampel
3. Kasus dua sampel yang berhubungan
4. Kasus dua sampel independen
5. Kasus k sampel berhubungan
6. Kasus k sampel independen
7. Ukuran korelasi dan test signifikannya.


2. Kasus satu sampel.
Pada session ini akan dibahas:
a. Tes Binomial
b. Tes satu sampel Chi-kuadrat
c. Tes satu sampel Kolmogorov-Smirnov
d. Tes Run Satu Sampel


3. Kasus dua sampel yang berhubungan
Pada session ini dibahas:
a. Tes Mc Nemar untuk Signifikansi Perubahan
b. Tes Tanda
c. Tes Ranking Bertanda Wilcoxon untuk Data Berpasangan
d. Tes Walsh
e. Tes Randomisasi untuk Data Berpasangan


4. Kasus Dua Sampel Independen
Pada session ini dibahas:
a. Test kemungkinan yang eksak dari Fisher
b. Tes Chi-square untuk Dua Sampel Independen
c. Tes Median
d. Tes U Mann-Withney
e. Tes Dua Sampel Kolmogorov-Smirnov
f. Tes Run Wald-Wolfowitz
d. Tes Reaksi Ekstern Moses
e. Randomisasi untuk Dua Sampel Independen

5. Kasus k sampel Berhubungan
Pada session ini dibahas:
a. Tes Q Cochran
b. Analisis Varian Ranking Dua Arah Friedman


6. Kasus k Sampel Independen
Pada session ini dibahas:
a. Tes Chi-square untuk k Sampel Independen
b. Perluasan Tes Median
c. Analisis Varian Ranking Satu Arah
d. Kruskal-Wallis


7. Ukuran korelasi dan tes signifikansinya
Pada session ini dibahas:
a. Koefisien Kontingensi C
b. Koefisien Korelasi Rank Sperman
c. Koefisien Korelasi Rank Kendall
d. Koefisien Korelasi Parsial Kendall
e. Koefisien Konkordansi Kendall

Kamis, 12 Maret 2009

GENERASI IUD

Generasi ADR :
I. ADR yang tidak berpengaruh langsung terhadap spermatozoa.
Misalnya : lippes loop yang terbuat dari plastik, polyethylen.
Daya kontrasepsinya yaitu via macrophag pada tempat-tempat kontak ADR dengan endometrium.
II. ADR yang ditambah Cu (copper) yang berpengaruh langsung terhadap spermatozoa/blastokista.
Misalnya : Cu-T 200 dan Cu-7 200.
III. ADR yang juga ditambahi Cu, tetapi dengan bentuk yang khas yaitu tidak perlu disandarkan pada endometrium supaya tidak terjadi expulsi.
Misalnya : Ml-Cu 250.
Bila terjadi kontraksi uterus, maka sayap dari Ml-Cu 250 menciut dan karena adanya sudut-sudut malahan naik ke atas, sehingga sulit terjadi expulsi.

Perbedaan bentuk antar generasi ADR :

Generasi I : dibuat supaya adanya banyak titik kontak, juga supaya jangan mudah terjadi expulsi.
Generasi II : Tidak diutamakan untuk kontak, melainkan supaya tidak terjadi expulsi, yaitu dibuat sedemikian rupa sehingga dapat bersandar pada endometrium tanpa dapat dikeluarkan akibat kontraksi uterus.
Generasi III : Tidak perlu disandarkan pada endometrium, oleh karena sayap Ml-Cu 250 mudah menciut sehingga bila ada kontraksi uterus ADR ini tidak keluar malahan naik ke atas.


Sterilisasi IUD dan Inserter :
1. Larutan Jodium 1 : 2500 (warna coklat muda).
- Direndam selama 20 menit (IPPF)
- Tidak boleh direndam terus menerus oleh karena menjadi kaku sehingga bisa terjadi perforasi atau patah.
- Cara membuat larutan ;
½ ltr air + 10 cc Jodium tinctura 0,5 %
- Larutan ini harus dibuat tiap 4 jam atau ditambah jodium tinctura untuk mempertahankan warna coklat mudanya.
- Keuntungannya :
a. Termudah dan termurah.
b. Bekerja lebih cepat.
c. Bersifat bactericidal, juga virucidal.
d. Tidak toxis, tidak irritatif walau konsentrasinya 1/500, dan tidak mewarnai kulit.
e. Tidak merusak/melembekkan IUD dan Inserter asal disimpan dalam keadaan kering waktu klinik ditutup.

- Kerugiannya :
a. Merupakan oxydazing, oleh karena itu hanya digunakan untuk alat yang terdiri dari logam (yang tak berkarat/stainless steel).
Jadi lebih baik/sesuai untuk alat-alat ginekologi yang stainless steel.
b. Oleh karena jodium merubah kanji, maka tidak boleh pakai kain yang dikanji.
c. Jodium bisa beri warna pada alat plastik.
2. Larutan Zephiran 1 : 750 (Benzalkonium chloride).
- Direndam selama 24 jam.
- Cara membuat larutan :
10 cc Zephiran 17 % + air masak sampai mejadi 1000 cc.
- Keuntungannya :
a. Larutan ini dapat diganti tiap 15 hari atau bisa lebih lama lagi bila botolnya tertutup rapat.
b. Loop dan inserter dapat disimpan dalam larutan ini.
- Kerugiannya :
a. Bekerjanya lebih lama.
b. Efek bactericydal tidak komplit dan tidak bersifat virucydal.
c. Pekerjaannya dapat dinetraliser oleh sabun.
d. Lebih mahal dan sukar didapat.
3. Larutan Isopropyl Alkohol 75 %.
- Direndam selama 20 menit.
4. Larutan Betadine yang mengandung jodium ½ %.
- Direndam selama 10 - 20 menit.

Ingat ! :

- Loop (IUD plastik) dan alat pemasangan dari plastik jangan sekali-kali dimasak atau dimasukkan dalam autoclaaf.
- Sekarang telah terjual IUD dan Inserter yang terbungkus steril (irradiasi sinar gamma).

Saat yang tepat untuk insersi IUD :
1. Setiap saat, asal tidak ada kontra indikasi.
2. Paling baik :
a. Waktu sedang haid, dengan beberapa keuntungan
- pasti tidak hamil
- ostium uteri terbuka sedikit sehingga mengurangi rasa sakit
- adanya perdarahan sedikit akaibat pemasangan tidak begitu diperhatikan.
b. Pada Post Partum/Post abortus, yaitu :
- segera sesudah placenta lahir
- 1 - 2 hari sebelum pulang
- segera post curettage/beberapa hari sesudahnya.
- bisa juga waktu sedang Sectio caesario.
Dipasang segera post partum/post abortus dengan alasan :
a. Motivasi sedang tinggi
b. Pasti belum hamil.

Berdasarkan waktu/saat pemasangan IUD maka akseptor KB IUD dibagi dalam :
1. Direct acceptor :
a. Immediate direct acceptor :
Bila dipasang segera sebelum keluar dari rumah sakit.
b. Late direct acceptor :
Bila dipasang sesudah meninggalkan rumah sakit, tetapi belum melewati 3 bulan post partum/post abortus.
2. Indirect acceptor :
Bila pemasangan dilakukan lebih dari 3 bulan post partum /post abortus.

Pertanyaan : Bagaimana kalau wanita di luar haid ingin pasang IUD ?
Jawab : Harus diperiksa dulu dengan test kehamilan, apakah benar- benar tidak hamil, akan tetapi harus diingat bahwa pada kehamilan yang masih muda sekali test tersebut masih (-), oleh karena kadar hormon choriogonadotropine masih terlalu sedikit untuk memberi hasil (+).
Perlu juga diperiksa darah bila penderita tampak anemis dan untuk menentukan gangguan pembekuan darah.

Indikasi Pemakaian IUD :
1. Kontrasepsi :
a. Secara umum : untuk mencegah kehamilan.
b. Secara khusus (Contaceptive method of choice) :
- bila maintenance motivasi (motivasi terus menerus) merupakan suatu kesulitan.
- bila terdapat kontra indikasi dengan cara efektif yang lain.
2. Non kontrasepsi :
a. Lysis adhesi intrauterine (Ashermann syndrome)
b. Dysmenorrhoe (khusus untuk progestasert)
c. Merangsang terjadinya menstruasi pada amenorrhoe sesudah minum pil (to initiate mentrual blood loss in post pill amenorrhoe).

Kontra indikasi :
1. Absolut :
a. Carcinoma uterus (cervix)
b. Penyakit jantung kongenital
c. Anamnesa ada penyakit jantung rheumatik dan/atau endocarditis.
Ini oleh karena mudah terjadi subacut baterial endocarditis. Jadi semua sumber yang mengandung fokus septik harus dihindari dari penderita tersebut.
2. Temporer :
a. Hamil atau suspek hamil
b. PID akut (Acute Pelvic Inflammatory Disease)
c. Cervicitis acuta (yang purulenta)
d. Perdarahan uterus yang disfungsional.
e. Polyp atau kelainan uterus benigna yang lain,seperti :
- uterus myomatosus
- endometriosis
- malformasi, hypoplasi atau posisi abnormal yang extrim dari uterus
- gangguan pembekuan darah
Ini khusus untuk Cu-T (sesuai brosurnya), sedangkan untuk Multiload-Cu 250 tidak boleh dipakai bila uterus kecil dengan ukuran kurang dari 5 cm, demikian pula bila alergis terhadap logam.

Ingat ! : Bukan merupakan kontra indikasi adalah ;
1. Erosio portiones
2. Nullipara (oleh karena bisa pakai Cu IUD).
3. Kelainan kongenital tractus urogenitalis (selama masih bisa coitus, kemungkinan untuk hamil masih bisa terjadi).

MEKANISME KERJA IUD

Mekanisme kerja IUD :
Sampai sekarang belum ada kesepakatan yang tepat mengenai cara kerja ADR.
"The contaceptive mechanism of action of IUD is still undecided at the present time" (1976).

Population Report (1979) :
"Even though the modern era of intrauterine contraception is two decades old, the precise mechanism by which IUD" (meskipun kontrasepsi sudah lebih dari 20 tahun, tetapi mekanisme yang tepat dari IUD tetap belum diketahui).

Family Planning Handbook for Doctors :
(I.P.P.F, edisi 1980)
"The precise mechanism of action of the IUD is still unknown (IUD innert)".

"The second generation devices (non innert) are probably even more complex in their mode of action then the first generation (innert) deviced".

Suatu IUD yang baik harus memenuhi syarat :
1. Mudah dimasukkan, harus innert.
2. Tetap berada di tempat ( tidak mudah keluar).
3. Mempunyai pregnancy rate rendah.
4. Mudah dikeluarkan.

Efek biologis dari IUD ada tiga, yaitu :
1. Efek anti fertilitas.
Bahwa IUD mempunyai efek anti fertilitas sudah diketahui pada banyak species vertebrata (manusia, monyet, kelinci, kuda, sapi, babi, ayam, tikus, dll), namun sampai sekarang belum dapat dipastikan mekanisme dasar yang umum dari efek anti fertilitasnya untuk semua species. Dengan kata lain reaksinya tidak sama untuk semua species. Ini disebabkan oleh karena adanya perbedaan-perbedaan pada species tersebut dalam hal anatomi dan sebagian lagi oleh karena adanya variasi dalam ukuran, bentuk dan komposisi dari IUD yang dipakai.
Pada beberapa spicies hanya uterus dan tuba yang dipengaruhi, sedangkan pada specie-species lain dalam batas-batas tertentu fungsi ovarium adenohypophyse dan/atau neurohypophyse dapat dipengaruhi secara tidak langsung oleh adanya suatu IUD.
Sampai sekarang belum ada laporan yang membenarkan adanya efek tidak langsung dari IUD terhadap organ-organ lain.
2. Efek sistemik.
Boleh dikata tidak ada kenyataan yang menyokong adanya efek sistemik, kecuali bahwa IUD menyebabkan naiknya atau bertambah lamanya sekresi dari oxytocin pada seorang wanita post partum.
Jika efek ini ada (menurut laporan WHO) maka ini mempunyai dasar neurogenik, oleh karena pengaruh uterus terhadap pusat-pusat hypothalamo-hypophyse.
3. Efek pada alat pelvis.
a. Ovarium.
Tidak ada hal-hal yang menyokong adanya hubungan langsung antara efek anti fertilitas dari IUD dengan fungsi ovarium.
b. Tuba.
Pada percobaan dari Mastroianni cs, hanya perlu ditekankan bahwa adanya suatu IUD tidak menyebabkan perubahan yang jelas dalam hal kecepatan transport di tuba pada monyet Rhesus yang berovulasi secara normal.
c. Uterus.
Diduga IUD mempunyai efek toxis secara langsung baik terhadap sperma maupun terhadap blastocyst pada daerah dimana IUD berkontak langsung dengan endometrium. Pada daerah ini biasanya hanya terdapat sedikit sekali perubahan-perubahan morfologis. Walaupun demikian kadang-kadang ada penipisan dan pelepasan dari epithel permukaan dengan vacuolisasi cytoplasma dan fragmentasi sel-sel seperti yang terlihat dengan elektron mikroskop, sedangkan dengan mikroskop cahaya biasa terlihat fibrosis, vascularitas superficialis yang bertambah dan kadang-kadang perubahan-perubahan yang menyerupai decidua prematur langsung di bawah IUD.

Dengan elektron mikroskop dapat dilihat aneurysma microthrombose dari kapiler-kapiler endometrium, dan ini dapat dihubungkan dengan persoalan/problem klinis tentang adanya perdarahan pada pemakai IUD.

Ada pendapat lain mengenai cara kerja IUD, yaitu :
1. Mempengaruhi motilitas tuba.
2. Mengganggu impalntasi/nidasi blastocyst.
3. Menghambat hasiat Carbonic anhydrase.
4. Menghambat kerja alkali-phosphatase.
5. Menimbulkan reaksi steril endometrium macrophag memphagocyter spermatozoa.
6. Menghambat pembentukan DNA.


Teori Dasar Kerja ADR


Insersi A.D.R.


Reaksi endometrium
terhadap ADR




Berkumpulnya macrophag pada tempat-
tempat kontak antara ADR dan endometrium




Menghancurkan spermatozoa
(blastokista)




Konsepsi (nidasi) gagal.

Kamis, 05 Maret 2009

INTRA UTERINE DEVICE (IUD)

Sinonim :
- IUCD (Intra Uterine Contraceptive Device)
- ADR (alat Dalam Rahim)
- AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

Macam-macam IUD :
a. Menurut sifat bahannya :
1. Innert (non aktif/tahan lama) :
- plastik polyethylen (lippes loop)
- stainless steel (hall-stone ring)
2. Non Innert (bio aktif) :
- logam : Cu-T (Tatum-T), Cu-7 (gravigard),
ML-Cu 250.
- persenyawaan aktif farmakologik : progestasert (progesterone-T).
b. Menurut konfigurasi (bentuk) :
1. Open IUD :
- Ota ring (logam/plastik)
- Lippes loop
- Saf-T-coil
- Cu-T 200/220C
- Davis shield (Dalkon)
- Cu-7 (gravigard)
- Progestasert (progesterone-T).
2. Closed IUD :
- Grafenberg ring
- Zipper ring
- Birnberg bow
- Antigon (logam magnetis yang dibungkus dengan plastik)
- Hall stone ring.

Data-data Teknis :
1. Data IUD.
a. Plastik IUD (Lippes loop) :

╒════════╤═══════════════╤═══════════╤═══════════════╤══════════════╕
│ Jenis │ Ukuran (mm) │ Berat │ Ekor │ Benjolan │ │ loop │ │ (mg.) │ (sebelum │ (sesudah │
│ │ │ │ jodium) │ jodium) │
├────────┼───────────────┼───────────┼───────────────┼──────────────┤ │ │ │ │ │ │ │ A │ 22,5 │ 290 │ Biru │ - │
│ B │ 27,5 │ 526 │ Hitam │ oooo │
│ C │ 30 │ 615 │ Kuning │ ooo │
│ D │ 30 (tebal │ 709 │ Putih │ oo │ ╘════════╧═══════════════╧═══════════╧═══════════════╧══════════════╛



b. Copper IUD :
- Cu-T 200 B ---> 120 mg Cu (kumparan) seluas 208 mm²
- Cu-T 200
89 mg Cu (kumparan) seluas 200 mm² - Cu-T 200
- ML-Cu 250 -------- > Cu (kumparan) seluas 250 mm²
- ML-Cu 375 -------- > Cu (kumparan) seluas 375 mm²
(Multiload-Cu 250, untuk uterus ukuran minimal 5 cm).
c. Hormonal IUD :
- Progestasert (Progesteron-T), mengandung progesteron 38 mg, dilepaskan 65 ugr/hari.
2. Data alat pemasangan IUD (Introducer).
Alat pemasangan IUD terdiri dari :
a. Inserter :
- yang terdiri dari :
. Insertion tube
. Ring.
- Mengenai ring (cincin), ada yang tetap (untuk Lippes loop)/fixed dan ada yang bisa diatur/flexible ring (untuk Copper IUD).
- Ukuran diameter inserter ada yang besar dan ada yang kecil, dimana untuk :
. Lippes loop, ukuran besar (dengan cincin tetap atau tidak bercincin).
. Copper IUD, ukuran lebih kecil (dengan cincin flexible).
b. Plunger :
- merupakan alat pendorong IUD yang berada dalam inserter
- untuk Cu-T, plungernya mempunyai "Backstop" sedangkan untuk Lippes loop tidak ada.
- untuk Multiload-Cu 250, tidak digunakan alat pendorong (plunger).

Kamis, 26 Februari 2009

JUMLAH ANAK YANG DIINGINKAN DI MASA MENDATANG

JUMLAH ANAK YANG DIINGINKAN DAN KEINGINAN IKUT BER KB DI MASA MENDATANG.

Dikutip dari Journal Ilmiah Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Tahun 1 No.1, 2007 dan di ringkaskan oleh Husnawati

Pelayanan keluarga berencanan meliputi dua aspek , yaitu aspek Komunikasi,Informasi,Edukasi dan Konseling (KIE/K) serta aspek pelayanan alat kontrasepsi (Alkon).Berdasarkan hasil SKRRI 2002-2003 kedua aspek pelayanan tersebut sangat-sangat diminati remaja yang belum menikah.Namun demikian penyediaan alat kontrasepsi untuk orang yang belum menikah bukanlah merupakan dari program KB Nasional.Untuk mengetahui tentang keinginan menggunakan alat/cara KB dalam SKRRI 2002-2003, kepada responden ditanyakan apkah mereka akan menggunakan alat/cara KB di masa mendatang.

Pengetahuan tentang masa subur yang benar merupakan salah satu keberhasilan dari cara/metode pantang berkala sebagai alat/cara KB.Pemahaman laki-laki dan perempuan tentang siklus hari haid dan hari-hari dimana seorang wanita berkemungkinan lebih besar menjadi hamil dengan melakukan satu kali hubungan seksual sangat penting.Oleh karena itu pengetahuan dasar mekanisme reproduksi yang mencangkup siklus kesuburan bulanan wanita adalah penting, karena hal ini diduga akan berhubungan dengan jumlah anak yang diinginkan di masa mendatang.Sehubung dengan pendapat tentang berapa jumlah anak yang diinginkan antara remaja laki-laki dan perempuan dijumpai adanya perbedaan, maka dalam analisis lanjut ini akan dilihat faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hal tersebut yang berkaitan dengan masalah kesehatan reproduksi baik pada remaja laki-laki maupun perempuan.

Informasi tentang keinginan untuk memakai alat/cara KB di masa yang akan datang menghasilkan beberapa perkiraan permintaan yang potensial untuk pelayanan alat/cara KB.Dalam SKRRI 2002-2003,responden ditanya apakah mereka berniat untuk memakai suatu alat/cara KB dimasa mendatang.Selanjutnya untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi remaja laki-laki maupun perempuan, tentang keinginan menggunakan alat/cara KB dimasa mendatang dikaji dalam analisis lanjut data SKRRI 2002-2003.Analisis lanjut data SKRRI 2002-2003 ini dilakukan untuk mengetahui lebih dalam tentang sejauh mana pendapat remaja di Indonesia tentang jumlah anak yang diinginkan di masa mendatang.

Secara khusus analisis bertujuan untuk mengetahui : (1) Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap jumlah anak yang diinginkan di masa mendatang, dan (2) Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemakaian alat/cara KB di masa mendatang, baik pada remaja laki-laki maupun perempuan.